Senin, 29 September 2014
Selasa, 09 September 2014
Senin, 08 September 2014
PLH Materi Anggrek. (Morfologi, Pola, Media dan Suhu tumbuh). No picture
Ciri- Ciri Morfologi Tanaman
Anggrek
Tanaman anggrek bersifat epifit. Epifit berasal dari kata Epyphyt, yang terdiri atas kata Epi dan Phytos. Epi berarti
diatas, sedangkan Phytos berarti
tanaman. Tanaman epifit ditandai dengan karakter pertumbuhannya yang melekat
pada permukaan kulit pohon, dengan seluruh bagian tumbuhan (akar, batang, daun)
berada di udara. Pengertian praktis tanaman epifit adalah tanaman yang hidupnya
menumpang pada tanaman lain, tanpa merugikan tanaman yang ditumpanginya.
Sebelum kita menmbahas mengenai
morfologi , kami akan menklasifikasikan Tanaman Anggrek dalam dunia Taksonomi.
Kingdom : Plantae
(tumbuh-tumbuhan).
Divisi : Spermatophyta
(tumbuhan berbuji)
Subdivisi : Angiospermae
(berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (biji
berkeping satu)
Ordo : Orchidales
Family : Orchidaceae
(anggrek-anggrekan)
Genus : Phalaenopsis
Spesies : Phalaenopsis amabilis
JJS; Phal. Javanica; Phal. Amboinesis JJS.
Morfologi Anggrek adalah sebagai
berikut:
Ø Akar
Akar anggrek berbentuk silindris dan berdaging, lunak,
mudah patah dengan ujung akar yang meruncing. Dalam keadaan kering akan tampak
berwarna putih keperakan pada bagian luarnya dan hanya pada bagian ujung akar
saja yang berwarna hijau atau keunguan. Akar tanaman anggrek terdiri atas dua
macam, yaitu:
1.
Akar Lekat berfungsi untuk melekat dan menahan
keseluruhan tanaman agar tetap berada pada posisinya.
2.
Akar Udara berperan dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, karena berkemampuan menyerap unsur hara.
Akar anggrek berfungsi mengambil,
menyerap dan mengantarkan zat hara ke seluruh bagian tanaman, menempelkan diri
pada tempat atau media tumbuh.
Ø Batang
Batang Anggrek memiliki panjang
antara 20 cm – 30 cm dan lebar 3 cm – 12 cm ,berdaging ,berwarna hijau kelam,
hijau muda, hijau keungu-unguan, sampai hijau kemerah-merahan. Batang
anggrek dapat dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan pola pertumbuhannya, yaitu monopodial
dan sympodial:
No.
|
A.
Monopodial
|
A.
Sympodial
|
1. Batang Utama
|
Tidak terbatas,panjangnya terus tumbuh ke
atas (vertical)
|
Terbatas,
pertumbuhan batang akan terhenti bila pertumbuhan keatas telah maksimal
|
2. Rhizoma & Pseodobulb
|
Tidak memiliki
|
Memiliki
|
3. Contoh Genus
|
genus
Aerides, Arachnis, Phalaenopsis, Renanthera, Vanda dan lain-lain.
|
Cattleya,
Dendrobium, Coelogyne, Grammatophylum, Oncidium dan lain-lain.
|
Ø Daun
Daun anggrek memiliki bentuk, ukuran
dan ketebalan yang berbeda-beda tergantung species dan genusnya. Bentuk daun
ada yang bulat panjang, seperti pensil, lebar atau sempit seperti palem, berdaging
tipis atau tebal, permukaaan halus atau kasar, bahkan ada jenis anggrek yang
tidak berdaun.Tulang daun anggrek sejajar dengan helaian daun. Susunan daun
berselang seling atau berhadapan.
Menurut tipe daunnya, anggrek
digolongkan menjadi 2 :
1. Kelompok Evergreen (tipe
daun tetap segar/hijau), yaitu anggrek yang helaian daunnya tidak gugur
serentak.
2. Kelompok Decidous (tipe
gugur), yaitu semua helaian daun akan gugur dan tanaman mengalami fase
istirahat, kemudian ditempat daun ini akan muncul bunga.
Ø Bunga
Bunga anggrek terdiri dari :
- Kelopak (sepal)
- Mahkota (petal)
- Lidah (Labelum)
- Bakal buah, dibentuk oleh penyatuan putik dan benangsari
Bunga anggrek memiliki tiga sepal (kelopak
bunga) dan tiga petal (mahkota bunga) yang letaknya berselang-seling.
Salah satu sepal terletak pada bagian pungung bunga, dinamakan sepal dorsal. Sedang
salah satu petal yang terletak dibawah mengalami modifikasi bentuk sehingga
disebut labellum (bibir bunga). Berhadapan dengan labellum terdapat
column (tugu bunga) tempat berkumpulnya benang sari dan putik. Tangkai
bunga anggrek dapat berkelok-kelok selama pertumbuhannya mengikuti arah sumber
cahaya.
Ø Buah
Bentuk buah anggrek merupakan lentera
atau capsular yang memiliki 6 rusuk. Tiga diantaranya merupakan rusuk
sejati dan tiga yang lain adalah tempat melekatnya dua tepi daun buah yang
berlainan. Di tempat bersatunya tepi daun buah tadi dalam satu buah
anggrek sebesar kelingking terdapat ratusan ribu bahkan jutaan biji anggrek
yang sangat lembut dalam ukuran yang sangat kecil.
Biji-biji anggrek
tidak memiliki endosperm sebagai cadangan makanan , sehingga untuk
perkecambahannya dibutuhkan nutrisi yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan
biji. Perkecambahan di alam sangat sulit jika tanpa bantuan fungi (jamur) yang
disebut mikoriza yang bersimbiosis dengan biji-biji anggrek
tersebut.
Pola
Tumbuh Tanaman Anggrek
Monopodial:
Anggrek ini
hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh saja. Bunganya tumbuh dari
ujung batang. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan stek batang dan biji.
contoh: Vanda sp., dan Phalaenopsis sp. (Anggrek Bulan).
Simpodial: Anggek ini memiliki lebih dari satu
titik tumbuh. Tunas baru muncul dari sekitar batang utama. Bunga bisa muncul di
pucuk atau sisi batang, tetapi ada juga yang muncul dari akar tinggal.
Batangnya menyimpan air cadangan makanan atau umbi semu. Anggrek ini dapat
diperbanyak dengan cara split, pemisahan keiki, biji. Contoh: Dendrobium sp.,
Cattleya sp.
Tempat
Tumbuh Anggrek
·
Anggrek
Epifit
Anggrek
yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan
membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Akar anggrek menyerap makanan dari
air hujan, kabut dan udara sekitar. Contoh : Cattleya sp., Dendrobiumsp.,
·
Anggrek
Terestial
Anggrek
yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. akarnya
mengambil makanan dari tanah. Contoh : Vanda sp.
·
Anggrek
Saprofit
Anggrek
yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta
menbutuhkan sedikit cahaya matahari. Jenis ini tidak memiliki daun dan
klorofil. Contoh : Goodyera sp.
·
Anggrek
Litofit
Anggrek
yang tumbuh pada batu-batuan atau tanah berbatu, dan tahan terhadap cahaya
matahari penuh. Anggek ini mengambil makanan dari hujan, udara, humus. Contoh :
Paphiopedilum sp.
Media Tanam Anggrek
Media tanamnya bisa bermacam-macam
mulai dari:
a) Pecahan Batu Bata atau Genteng
Keterangan:
Baik digunakan sebagai tempat melekatnya akar, pengatur kelembapan sekitar
akar, dan tempat menyimpan air serta larutan unsur hara dan tidak mudah lapuk.
Caranya:
Tempatkan kedua media
ini adalah di dasar pot dan mengisi 1/3 bagian pot. Pecahan batu bata berdaya
serap lebih besar daripada pecahan genteng. Akan tetapi, pecahan batu bata
lebih cepat ditumbuhi lumut dibandingkan dengan pecahan genteng. Jika media
sudah ditumbuhi lumut, sebaiknya segera diganti dengan media tanam baru.
b)
Pakis
Keterangan: Media ini bersifat sukar melapuk,
memiliki daya mengikat air yang baik, serta memiliki kemampuan aerasi dan
drainase yang baik juga.
Caranya:
Sebaiknya pakis direndam terlebih dulu dengan larutan pupuk NPK dan larutan
fungsida agar media tanaman tidak menjadi sumber inokolum. Pakis yang digunakan di pot
sebaiknya berupa potongan atau cincangan yang tidak terlalu halus, Agar tidak menyebabkan
kelembapan tinggi yang bisa menimbulkan penyakit busuk akar. Untuk mengusir
hama semut atau serangga lain, media tanam direndam ke dalam larutan
insektisida. Dalam penyimpanannya, media pakis sebaiknya jangan ditumpuk (untuk
menghindari hadirnya hama semut), melainkan digantung/dikering dan dianginkan.
c) Serutan atau Potongan Kayu
Keterangan:
Media tanam ini lebih banyak digunakan untuk bunga anggrek terestrial (jenis
bunga anggrek tanah). Serutan atau potongan kayu memiliki aerasi dan drainase
yang baik, tetapi berdaya serap air kurang baik. Selain itu, media tanam ini
miskin unsur nitrogen. Proses pelapukannya berlangsung lambat karena kayu
banyak mengandung senyawa yang sulit terdekomposisi, seperti selulosa,
hemiselulosa, dan lignin.
Caranya:
media serutan kayu sebaiknya direndam lebih dulu dengan larutan pupuk urea dan
TSP. Untuk mencegah hadirnya hama dan penyakit pada media tanam jenis ini, saat
perendaman dengan pupuk bisa ditambahkan larutan pestisida. Untuk menyimpannya,
media serutan kayu dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di tempat yang
kering.
d)
Sabut Kelapa Sebagai
Keterangan:
Sabut kelapa mempunyai daya simpan air yang sangat baik serta mengandung unsur
hara yang diperlukan tanaman. Media tanam ini relatif mudah diperoleh dan
harganya pun relatif murah. Tetapi mudah melapuk dan membusuk
Caranya:
Pilih sabut kelapa yang sudah tua dan dipotong-potong sesuai dengan ukuran pot.
sebaiknya media sabut direndam ke dalam larutan fungisida. Media tanam sabut
yang tidak digunakan harus disimpan di tempat yang kering dan sejuk.
e)
Arang Kayu
Keterangan: Media ini
mempunyai kemampuan mengikat air yang cukup baik. Namun, dibandingkan dengan
media sabut kelapa, kemampuan mengikat airnya masih lebih rendah. Media arang
kayu tidak mudah lapuk dan tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi
miskin unsur hara dan harganya relatif mahal. Media ini memiliki sifat buffer.
Artinya, kesalahan pemupukan (kelebihan dosis pupuk) masih bisa ditolerir.
Caranya: Sebelum digunakan, arang kayu
sebaiknya direndam terlebih dulu ke dalam larutan pupuk NPK. Karena sifat media
tanam arang kayu yang mudah berjamur, sebaiknya perendaman larutan pupuk juga
dicampur dengan larutan fungisida. Dalam penyimpanannya, media arang bisa
dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di tempat yang kering.
f)
Moss Kadaka
Keterangan: Kadaka merupakan tanaman marga
paku-pakuan, bentuknya seperti rumput. Tumbuhnya melekat di batang pohon besar
di hutan-hutan. Kadaka digunakan sebagai media tanam bunga anggrek epifit
maupun terestrial. Jaringan tanaman kadaka yang sudah lapuk mengandung unsur
hara yang dibutuhkan bunga anggrek. Media kadaka mempunyai sifat dapat mengatur
kelembapan, sehingga tidak mudah mendatangkan busuk akar pada tanaman bunga
anggrek. Media ini termasuk awet karena bisa digunakan selama 1 tahun. Media
ini sudah banyak dijual, tetapi harganya relatif mahal.
Caranya: Untuk mencegah serangan penyakit,
sebelum digunakan, media direndam dalam larutan fungisida. Media yang tidak
digunakan dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di tempat yang kering.
g)
Memilih Pot Bunga Anggrek
Pot yang akan digunakan untuk
menanam bunga anggrek sebaiknya pot tanah liat. Pot ini bentuknya hampir sama
dengan pot tanah liat untuk tanaman hias. Bedanya, badan atau dinding pot bunga
anggrek memiliki lubang-lubang kecil berdiameter sekitar 2 cm. Lubang ini
berfungsi untuk memperlancar sirkulasi udara serta mempermudah aerasi dan
drainase. Karena bahan pot bersifat mudah menyerap air, kelebihan air siraman
dapat terserap, sehingga bunga anggrek relatif terhindar dari penyakit busuk
akar. Pada kondisi lingkungan yang lembap pun, kondisi akar tanaman bunga
anggrek tetap terjaga jika menggunakan pot tanahliat.Kelemahan penggunaan pot
tanah liat adalah pot biasanya akan ditumbuhi lumut setelah dipakai beberapa
lama. Lumut ini biasanya tumbuh di badan atau dinding pot bagian luar. Jika
tidak segera ditangani, lumut akan menutupi seluruh permukaan badan pot. Jika
di areal penanaman bunga anggrek terdapat pot yang mulai ditumbuhi lumut,
sebaiknya lumut itu segera dihilangkan.
Caranya:
bisa dengan menggosoknya memakai alat bantu berupa sikat kawat atau 'kapi'.
Kadang-kadang, setelah digosok, penampilan pot kurang menarik lagi. Untuk
menutupinya, tak jarang pembudidaya tanaman bunga anggrek (terutama hobi)
memasukkan pot tanah liat tersebut ke dalam pot yang lebih besar dan
berpenampilan cukup menarik.
Sebaiknya
pot-pot bunga anggrek tidak diletakkan langsung di atas permukaan tanah.
Pasalnya, jika tanaman disiram atau disemprot, aerasi dan drainase akan
terganggu. Lubang yang ada di dasar pot pun bisa tertutup sehingga
dikhawatirkan air akan mengendap dan menyebabkan busuk akar. Penempatan seperti
ini juga dapat mengundang semut, keong, ataupun rayap. Dalam menempatkan
pot-pot bunga anggrek di atas rak panjang, sebaiknya jarak antarpot jangan
terlalu dekat. Antarpot diberi jarak sekitar 5 cm. Tujuannya agar sinar
matahari bisa menembus sela-sela tanaman dan sirkulasi udara berjalan lancar.
Selain itu, pertumbuhan lumut di badan pot bisa dihambat.
Agar pertumbuhan bunga anggrek tetap bagus, penggantian pot (repotting) perlu dilakukan. Penggantian ini dilakukan jika pertumbuhan bunga anggrek sudah memenuhi volume ruang pot. Jika pot tidak diganti, pertumbuhan bunga anggrek akan terhambat dan produksi bunga akan menurun. Penggantian ini biasanya dibarengi dengan penggantian media tanam. Media lama diganti dengan media yang masih baru. Sebelum digunakan, media tanam yang baru tersebut sebaiknya direndam ke dalam larutan pupuk yang dicampur dengan fungisida. Jangan lupa, persiapkan juga pecahan batu bata atau pecahan genteng untuk ditempatkan di dasar pot.
Agar pertumbuhan bunga anggrek tetap bagus, penggantian pot (repotting) perlu dilakukan. Penggantian ini dilakukan jika pertumbuhan bunga anggrek sudah memenuhi volume ruang pot. Jika pot tidak diganti, pertumbuhan bunga anggrek akan terhambat dan produksi bunga akan menurun. Penggantian ini biasanya dibarengi dengan penggantian media tanam. Media lama diganti dengan media yang masih baru. Sebelum digunakan, media tanam yang baru tersebut sebaiknya direndam ke dalam larutan pupuk yang dicampur dengan fungisida. Jangan lupa, persiapkan juga pecahan batu bata atau pecahan genteng untuk ditempatkan di dasar pot.
h)
Menanam Bunga Anggrek di Batang
Pohon
Pada
dasarnya, bunga anggrek epifit bisa ditanam di batang pohon hidup maupun mati.
Bahkan di tiang beton pun bisa, asalkan syarat kelembapan yang dibutuhkan
terpenuhi. Jika menggunakan pohon mati, pilih yang tahan air dan tahan panas
matahari sehingga tidak gampang melapuk. Jika menggunakan pohon hidup, pohon
yang dipilih harus berkulit batang cukup tebal supaya tidak mudah terkelupas.
Sebaiknya, pilih yang permukaan batangnya agak kasar supaya ada tempat yang
baik bagi akar untuk melekat. Contoh pohon yang batangnya cocok adalah jambu
air, mangga, rambutan, asam jawa, dan nangka. Meskipun begitu, pohon yang
berbatang licin pun, seperti palem atau jambu biji, masih bisa digunakan untuk
menempelkan bunga anggrek. Namun, sebelumnya, batang pohon harus ditempel
dengan media yang bisa menahan air, seperti serabut kelapa, ijuk, atau potongan
pakis.
Tanaman bunga anggrek yang akan ditempelkan bisa berasal dari bibit kompot, anakan atau tanaman muda, bisa juga tanaman dewasa. Jika yang dipakai tanaman dewasa, hendaknya tanaman diangkat berbarengan dengan media tanamnya. Bibit dari kompot dan anakan (tanaman muda), sebelum ditempel, harus dipotong sebagian akarnya lalu dibersihkan dengan air. Selanjutnya, bibit tersebut dicelupkan ke dalam larutan fungisida, kira-kira selama satu merit. Setelah itu dicelupkan lagi ke dalam larutan ZPT (zat pengatur tumbuh) dengan waktu yang sama. Jika memakai media tanam tambahan, sebaiknya media itu juga dicelupkan ke dalam larutan ZPT terlebih dulu. Setelah semuanya selesai, tempelkan tanaman bunga anggrek pada batang pohon yang diinginkan. Usahakan ketinggiannya tidak melebihi badan agar perawatannya tidak merepotkan.
Tanaman bunga anggrek yang akan ditempelkan bisa berasal dari bibit kompot, anakan atau tanaman muda, bisa juga tanaman dewasa. Jika yang dipakai tanaman dewasa, hendaknya tanaman diangkat berbarengan dengan media tanamnya. Bibit dari kompot dan anakan (tanaman muda), sebelum ditempel, harus dipotong sebagian akarnya lalu dibersihkan dengan air. Selanjutnya, bibit tersebut dicelupkan ke dalam larutan fungisida, kira-kira selama satu merit. Setelah itu dicelupkan lagi ke dalam larutan ZPT (zat pengatur tumbuh) dengan waktu yang sama. Jika memakai media tanam tambahan, sebaiknya media itu juga dicelupkan ke dalam larutan ZPT terlebih dulu. Setelah semuanya selesai, tempelkan tanaman bunga anggrek pada batang pohon yang diinginkan. Usahakan ketinggiannya tidak melebihi badan agar perawatannya tidak merepotkan.
Suhu Tumbuhnya tanaman Anggrek
1) Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl)
Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:
Dendrobium phalaenopsis, Onchidium Papillo, Phaphilopedillum Bellatum
2) Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl)
Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C dan 15–21 derajat C, pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
3) Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl)
Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari dan 9–15 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian ≥ 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.
Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:
Dendrobium phalaenopsis, Onchidium Papillo, Phaphilopedillum Bellatum
2) Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl)
Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C dan 15–21 derajat C, pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
3) Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl)
Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari dan 9–15 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian ≥ 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.
Langganan:
Postingan (Atom)